Allah yang Diam

Bacaan hari ini: Ayub 24
“Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi; mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu, mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum.” (Ayub 24:24)

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberikan judul untuk fasal 24 dari kitab Ayub ini adalah “Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan.” Bagian ini merupakan kelanjutan dari banding yang Ayub ajukan di hadapan Tuhan. Dari rangkaian pledoi yang dibacakan ini, Ayub sesungguhnya menanyakan bagaimana mungkin Allah bisa berdiam dan berlaku tidak adil terhadap kejahatan dan kecurangan yang terjadi, seperti menggeser batas tanah, merampas ternak termasuk milik yatim-piatu, dan seterusnya (ay. 2-23). Orang-orang yang demikian seakan-akan memiliki bumi dan menguasainya dan tetap dapat hidup nyaman dengan menikmati hasil kejahatannya dan berhasil dalam segala usaha mereka.

Tetapi benarkah Allah tidak peduli terhadap kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh orang fasik? Alih-alih Allah menjatuhkan hukuman dan menegakkan keadilan-Nya, dalam ayat 23 dituliskan bahwa, “Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.” Ayub seakan-akan menarik kesimpulan bahwa Allah sungguh-sungguh sedang berdiam diri dan tidak peduli akan situasi tersebut. Namun dalam ayat 24, bagaimana kemudian Ayub menggambarkan orang-orang yang demikian sebenarnya hanya sesaat saja menikmati semua itu karena mereka kemudian akan luruh, lisut seperti rumput, dikerat seperti hulu tangkai gandum. Metafora ini hendak menggambarkan bagaimana tidak bergunanya semua yang sudah mereka dapatkan melalui kejahatan, kecurangan, penindasan, dan perampasan.

Jadi sesungguhnya Allah tidak pernah berdiam diri, Ia peduli, bahkan amat sangat peduli karena Ia adalah Tuhan yang dapat dipercayai, tidak ada sesuatupun yang terjadi dalam kehidupan ini ada di luar kontrol Tuhan. Tuhan megizinkan semua itu terjadi untuk mengajarkan kepada umat-Nya apa artinya bersandar dan mengandalkan Tuhan dan setiap orang percaya dapat meyakini bahwa Tuhan tidak pernah memberikan ujian melebihi kekuatan manusia.

STUDI PRIBADI: (1) Ketika Allah “terlihat berdiam diri,” langkah apa yang Anda ambil? (2) Ketika melihat kejahatan dan keberhasilan orang fasik, menurut Anda, benarkah Tuhan benar-benar berdiam diri dan berlaku tidak adil terhadap orang benar?
DOAKAN BERSAMA: Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk tetap mengandalkan-Mu di saat kami menghadapi pergumulan dan kesulitan yang kami sedang hadapi, Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *