Bacaan hari ini: Ayub 21
“Belum pernahkah kamu bertanya-tanya kepada orang-orang yang lewat di jalan? Dapatkah kamu menyangkal petunjuk-petunjuk mereka, bahwa orang jahat terlindung pada hari kebinasaan, dan diselamatkan pada hari murka Allah?” (Ayub 21:29-30)
Menjawab pendapat Zofar bahwa sejak dahulu orang fasik akan segera menuai akibat kefasikan yang dilakukannya, Ayub menjawab bahwa pada kenyataannya kehidupan orang fasik tidak bisa digambarkan seperti itu. Ada bagian misteri tentang kehidupan manusia yang tidak bisa dijelaskan dengan teori yang bersifat “hitam-putih”; bahwa orang yang perilakunya baik akan hidup dalam keadaan baik, sehat, makmur, dan hidup panjang. Sedangkan orang jahat akan segera menuai buah-buah kejahatannya.
Kenyataannya, cukup sering terjadi bahwa orang jahat justru seolah mendapat segala kelancaran dan tidak tersentuh hal buruk; keberuntungan seolah selalu berpihak pada mereka. Dalam sebuah Mazmur, Asaf menulis: Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu pada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik, kemudian dijabarkan dengan lebih rinci apa yang dimaksudkan (Mzm. 73:2-10). Itulah fakta lain yang juga terjadi dalam kehidupan.
Teori “hitam-putih” itulah yang nampaknya dipakai Zofar untuk menilai Ayub; bahwa Ayub mengalami semua kesusahan dan penderitaan seberat itu, pasti karena perbuatan fasiknya. Bahwa di balik kesalehannya, Ayub hidup secara fasik dan oleh karenanya, kemalangan menimpa dia. Dan Ayub berargumen bahwa ada hal yang tidak mudah untuk dimengerti tentang kehidupan orang baik dan orang jahat. Ada rumusan jelas bahwa orang benar diberkati dan orang fasik dihukum (Ul. 27-28), tetapi Allah bisa membiarkan orang fasik hidup berjaya, bukan sebagai upah kebaikannya tapi justru sebagai hukuman sehingga orang tersebut semakin terjerumus dalam kelancaran sampai ajalnya.
Sebaliknya, orang benar mengalami kesusahan dan penderitaan, bukan karena Allah menghukum tetapi justru untuk menguji, memurnikan, menarik orang makin dekat dan bersandar pada-Nya. Karena itu, marilah kita jalani kehidupan kita – senang ataupun susah – dengan fokus kepada relasi dan kedekatan kita dengan TUHAN.
STUDI PRIBADI: Apakah pendapat Ayub terhadap orang fasik dan kenyataan penderitaan yang dialaminya?
DOAKAN BERSAMA: Tuhan nyatakanlah kebenaranmu atas semua pergumulan dan masalah yang disebabkan oleh kefasikan yang ada di dalam dunia ini, Amin.