Bacaan hari ini: Ayub 19
“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.” (Ayub 19:25)
Bagaimanakah perasaan Anda jika diperlakukan tidak adil oleh orang-orang terdekat? Tidak mengenakkan dan juga menyakitkan, bukan? Demikian juga Ayub. Pada saat Ayub mengalami kesusahan dan penderitaan, baik secara lahir mapun batin, sahabat-sahabat Ayub datang menghiburnya. Namun sayang sekali, mereka memperlakukannya dengan sangat tidak adil. Penghiburan yang mereka berikan, bukanlah kata-kata penghiburan bagi Ayub. Kata-kata mereka begitu keras, tajam menikam perasaannya. Perkataan mereka cenderung memojokkan dan bahkan menyalahkan Ayub. Perkataan mereka telah menyiksa, mematahkan dan mencelanya sehingga kata-kata mereka bukannya membuat keadaan menjadi semakin membaik, tetapi membuat keadaan menjadi semakin bertambah buruk adanya (ayat 1-2).
Terlebih lagi, Ayub juga mengalami perlakuan yang tidak adil dari keluarga serta teman-temannya (ayat 13-22). Orang-orang terdekatnya, yang diharapkan dapat menguatkan serta menghiburnya, justru berada paling jauh darinya. Orang-orang yang seharusnya menunjukkan hormat kepadanya, malah mencemoohnya. Boleh jadi, Ayub adalah orang yang kesepian, yang berteriak memohon belas kasihan, tetapi tak seorang pun menjawabnya.
Walaupun demikian, Ayub tidak kecewa, apalagi menyalahkan atau mengutuki Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Ayub tetap percaya dan berharap kepada Tuhan! Dengan iman Ayub berkata, “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Sesudah kulit tubuhku sangat rusak tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain” (ayat 25-27). Kita telah melihat hidup Ayub. Jika demikian, bagaimanakah dengan kita? Marilah kita belajar dari Ayub untuk tidak mudah kecewa, apalagi menyalahkan Tuhan atas keadaan yang kita alami. Biarlah kita tetap mau menaruh percaya kepada Tuhan, Penebus kita yang hidup itu akan memberi keadilan (Yoh. 11:25-26; 1 Kor. 15:50-58).
STUDI PRIBADI:
- Gambarkan kondisi Ayub dalam menghadapi penderitaan di pasal ini?
- Pelajaran rohani apakah yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan kita?
DOAKAN BERSAMA: Tuhan Yesus, Allah Pencipta kami, mampukanlah kami untuk menghadapi berbagai pergumulan yang sulit di dalam hidup ini, sehingga kami boleh tetap setia kepada-Mu, Amin.