Makna Hidup Manusia

Bacaan hari ini: Ayub 14
“Demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya.” (Ayub 14:12)

Dalam permulaan kitab Ayub, Ayub mengalami segala berkat Tuhan. Ayub sendiri hidup saleh, juga termasuk keluarganya, dan Ayub menikmati berkat Tuhan yang luar biasa, hasil ladang, hasil ternak, keluarga yang sempurna, semuanya begitu indah dan didambakan oleh semua orang. Namun itu bukan tujuan hidup manusia yang utama, karena kehidupan manusia juga memiliki sisi lain, yaitu penderitaan, kesusahan, keterbatasan. Ini juga harus dipahami serta dialami oleh manusia yang hidup di dalam dunia ini.

Oleh sebab itu, Tuhan mengizinkan Ayub mengalami pencobaan hidup ini, untuk menyadari kefanaan hidup, keterbatasan manusia dalam usia pendek, dalam penderitaan, dan sebagainya. Hidup manusia bagaikan bunga rumput, tidak melebihi tumbuh-tumbuhan. Karena pohon, walaupun ditebang, masih memiliki harapan karena tunasnya akan dapat bertumbuh kembali, sedangkan manusia sama sekali tidak dapat melakukannya (ayat 12). Dalam kondisi perasaan yang minder saat itu, Ayub menyadari bahwa manusia memang berdosa di hadapan Tuhan, dan Tuhan sepenuhnya mengetahui tentang keberdosaan manusia (ayat 16-17). Bahkan Tuhan menyimpan dosa-dosa manusia dalam materai Tuhan, sehingga pada saat penghakiman Tuhan akan membalas dan menghakimi dosa manusia dalam murka Tuhan (ayat 17-20). Hal ini sungguh mengerikan bagi umat manusia.

Pada umumnya, manusia dapat bersikap seperti Ayub, bila kondisinya lancar dan berhasil; kita mengira keberhasilan itu adalah karena kesalehan kita, karena kebaikan kita, karena mungkin selama ini kita hidup mengikuti Tuhan dengan taat, kira merasa pantas diberkati. Namun kejadian Ayub mengajarkan kepada kita bahwa semua itu hanya anugerah-Nya semata. Tuhan tetap mengizinkan penderitaan, kesusahan menimpa kita, walaupun mungkin bukan karena dosa kita, melainkan agar kita lebih memaknai hidup ini, lebih belajar mengenal Tuhan sebagai pribadi yang dekat kepada Tuhan, bukan hanya untuk memperoleh berkat-berkat-Nya.

STUDI PRIBADI:

  1. Ada kemiripan apa pergumulan Anda dan Ayub, bagaimana mencari jalan keluarnya?
  2. Teladan Tuhan Yesus (Filipi 2:1-10) berbicara tentang apa bagi Anda?

DOAKAN BERSAMA: Tuhan, ajarkanlah kami mensyukuri segala hal yang terjadi di dalam hidup kami, dan mampukan kami untuk bersandar dan berharap hanya kepada-Mu, Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *