Bacaan hari ini: Ayub 13
“Sesungguhnya, semuanya itu telah dilihat mataku, didengar dan dipahami telingaku.” (Ayub 13:1)
Dalam gereja, ada sekelompok orang yang memiliki semangat sangat tinggi dalam hal membela Tuhan, membela Alkitab, baik itu terjadi pada waktu ada orang yang menyerang kebenaran Alkitab, atau pada pribadi seorang yang dalam kesusahan dan mempertanyakan tentang kasih dan keadialan Allah. Sehingga kelompok orang ini berusaha dengan pelbagai macam argumentasi, studi Alkitab, dan perumpamaan untuk membela Alkitab, membela kebaikan Allah; dan juga “menyalahkan” pihak lain bahwa mereka lah yang “salah” dalam memahami kebenaran tentang Allah maupun tentang Allah.
Dalam kasus ini, teman-teman Ayub menyalahkannya, bahwa semua yang terjadi pada dirinya adalah karena dosa kesalahan Ayub. Ayub harus rendah hati mengakuinya serta bertobat dari semua kesalahannya. Di satu sisi kelihatan benar, dosa menyebabkan penderitaan dan penghukuman dari Allah. Namun di sisi lain, kita yang ada di dalam karunia Tuhan Yesus, juga melihat bahwa tidak semua penderitaan disebabkan oleh karena dosa manusia, melainkan karena ada rencana Tuhan yang hendak dijalankan melalui penderitaan dan kesusahan manusia, untuk kemuliaan Allah.
Ayub dalam penderitaannya, menyakini bahwa dirinya tidak bersalah. Ayub tahu apa yang juga diketahui teman-temannya (ayat 1). Ayub sadar dirinya manusia berdosa (Ayub 14:1-4). Dia tidak bersalah dalam kejadian yang menimpa dirinya, seperti disalah-pahamkan teman-temannya. Hal ini mempertajam dan memperuncing perdebatan di antara mereka. Ini dapat menyebabkan perasaan menjadi panas dan saling melontarkan perkataan yang keras. Oleh sebab itu, sebagai orang Kristen, ketika kita mengetahui dengan jelas ada saudara kita memiliki masalah dan pergumulan atas apa yang dideritanya, kita belajar untuk dapat memahami kondisinya dengan cara mendoakannya, dan bukan menghakiminya. Terburu-buru menilai dan menghakimi hanya akan memperkeruh suasana serta membuat hubungan menjadi tidak baik. Marilah kita dengan sabar menuntun saudara kita, supaya ia dapat keluar dari masalah yang dihadapinya, Amin.
STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana kita menolong mereka yang ada dalam penderitaan untuk memahami pergumulan mereka? (2) Bagaimana sikap kita menghadapi penderitaan?
DOAKAN BERSAMA: Tuhan, jadikanlah kami alat di tangan-Mu untuk dapat menolong saudara-saudara kami yang ada dalam kesulitan agar melalui kami, mereka dapat mengenal-Mu dengan benar, Amin.