Meski Benar, Aku Tidak Membantah

Bacaan hari ini: Ayub 9
“Walau aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku.” (Ayub 9:15)

Pasal sembilan merupakan respons Ayub kepada Bildad, sahabatnya yang mendakwanya telah bersalah, sehingga dihukum Allah, “Kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu” (Ayub 8:6). Di dalam pasal ini, Ayub bukan mengakui bahwa ia telah bersalah maka akibatnya Ayub dihukum Allah. Namun Ayub mau katakan, walau kita benar namun Allah punya hak sepenuhnya atas diri kita, ciptaan-Nya. Dia yang benar dan tak terbantahkan kuasa dan kebenaran-Nya (bnd. Ay. 9:15). Ayub melihat, di dalam keterbatasan kita sebagai manusia, bagaimana mungkin kita bisa benar di hadapan Allah, mana mungkin kita bisa membantah Allah. Bila kita yang merasa benar dihukum Allah, maka Allah yang benar dan tidak pernah bersalah itu mesti punya alasan-Nya tersendiri yang tepat, meskipun kita belum bisa mengerti.

Tidak ada artinya selalu menganggap diri ini benar, walaupun pada kenyataannya kita juga tidak melakukan kesalahan. “Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah. Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku!” (Ayub 9:20-21). Dari sini kita belajar dua hal penting, yaitu: jika ada orang mengalami musibah, jangan cepat-cepat menghakimi dia bahwa orang ini pasti sudah berbuat salah dan dosa. Banyak hal yang kita tidak mengerti, dan banyak rahasia Allah belum terungkap. Hal yang kedua adalah, jangan seperti teman-teman Ayub yang selalu merasa diri benar. Apalah artinya kebenaran kita di hadapan Allah? Apa karena kita lebih baik di dalam hal tidak melakukan kesalahan maka kita mengganggap diri kita sudah benar? Benar atau tidaknya kita, hanya Allah yang lebih tahu. Namun Alkitab memberitahukan kita bahwa semua manusia telah berbuat berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23). Karena itu, berhentilah menghakimi orang lain, apalagi ukuran kita menghakimi orang lain adalah diri kita yang merasa lebih baik dan tidak melakukan kesalahan, Amin.

STUDI PRIBADI:

  1. Apa yang dirasakan Ayub terkait pernyataan Bildad?
  2. Bagaimana pandangan Ayub terkait apa yang terjadi atas hidupnya?

DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka tetap berjuang untuk setia kepada Allah dan bertindak benar, meski menghadapi kesulitan dan pergumulan hidup, Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *