Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 26
“Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.” (2 Tawarikh 26:16)
Raja Uzia mengawali pemerintahannya dengan baik. Firman Tuhan dalam ayat 4 mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Raja Uzia mencari Allah sehingga Allah membuat segala usahanya berhasil. Dan yang menarik dari bagian ini adalah disebutkan bahwa raja Uzia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah (ayat 5). Hal ini menunjukkan kepada kita, betapa pentingnya keberadaan seorang pemimpin rohani untuk memberikan pengaruh yang positif bagi orang yang dilayani.
Tuhan memberkati raja Uzia dan membuat segala usahanya berhasil sehingga ia menjadi kuat. Namun Firman Tuhan mencatat bahwa ketika raja Uzia menjadi kuat, ia juga menjadi tinggi hati sehingga ia tidak lagi menghormati Tuhan. Ia masuk ke bait Tuhan untuk membakar ukupan yang merupakan tugas yang hanya boleh dilakukan oleh seorang imam dari keturunan Harun yang telah dikuduskan. Oleh karena ia tidak menghormati Tuhan, maka dia pun tidak memperoleh kehormatan dari Tuhan (ayat 18). Setelah ditegur, ia bukannya bertobat, malahan menjadi marah sehingga timbul penyakit kusta pada dahinya.
Kesombongan raja Uzia mengakibatkan dirinya diasingkan dan hidup menyendiri, jauh dari semua “kegemerlapan” yang telah dicapai sebagai seorang raja. Sungguh sangat disayangkan sekali, ia memulai dengan baik tetapi karena lupa diri, ia mengakhiri dengan sangat menyedihkan.
Kesombongan merupakan “penyakit” berbahaya yang dapat secara diam-diam menggerogoti seseorang ketika ada di ambang keberhasilan. Karena itu, marilah kita memohon kepekaan dari Tuhan sehingga ketika kesombongan mulai menghinggapi diri kita, kita boleh peka dan cepat-cepat bertobat.
STUDI PRIBADI: Uzia menjadi raja pada usia yang masih muda, yakni 16 tahun. Apa yang menjadi rahasia keberhasilan raja Uzia yang seharusnya menjadi pedoman keberhasilan kita juga?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi jemaat yang sudah bertahun-tahun beribadah, agar tidak jatuh dalam kesombongan rohani. Kiranya pengenalan akan Firman membuat kita lebih rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.