Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 25
“. . . sebab Allah mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan!” (2 Tawarikh 25:8)
Di balik kehebatan seorang pemimpin, tidak lepas dari keberadaan orang-orang pendukungnya. Raja Daud sadar akan hal itu. Maka, sebagai raja ia merekrut begitu banyak rakyat untuk membantunya.
Raja Amazia memulai pemerintahannya dengan tidak sepenuhnya berpaut pada Tuhan; Firman Tuhan mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, hanya tidak dengan segenap hati (ay. 2). Maka tidak heran, ketika menghadapi orang Edom, ia tidak mencari pertolongan pada Tuhan. Dengan hikmat sendiri, ia memutuskan menyewa seratus ribu pahlawan yang gagah perkasa dari Israel dengan bayaran seratus talenta perak. Ketika abdi Allah datang dan memberitahukan kepadanya bahwa Tuhan tidak berkenan akan tindakannya, ia bukannya menyesal karena telah bertindak tidak sesuai kehendak Tuhan, melainkan “menyesal” karena uang yang telah dibayarkan. Fokus utamanya bukanlah pada hati Tuhan, tetapi pada untung rugi.
Namun Tuhan memang maha pemurah; ketika raja Amazia mau taat, Tuhan menyertai sehingga mereka bisa menang melawan orang Edom. Setelah kembali dari perang mengalahkan orang Edom, raja Amazia malah mendirikan para allah bani Seir dan membakar korban baginya. Tindakan ini membuat Tuhan murka, sehingga Tuhan mengutus seorang nabi untuk menegurnya. Bukannya taat, raja Amazia malah marah dan menolak. Rupanya, kemenangan atas Edom membuat raja Amazia yang awalnya memang tidak sepenuhnya taat pada Tuhan, jatuh dalam kesombongan. Dia kemudian menantang raja Yoas, raja Israel. Sekalipun telah diingatkan raja Yoas, tapi karena dikuasai oleh kesombongan, raja Amazia tidak mau mendengarkan; akhirnya ia mengalami kekalahan dan bahkan mengambil perkakas bait Allah. Kesombongan telah mengakibatkan kehancuran. Raja Amazia mengabaikan pesan yang disampaikan oleh abdi Allah bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk menolong dan menggelincirkan (ay. 8).
Kisah ini mengingatkan bahwa ketika hati kita tidak sungguh-sungguh sepenuhnya mengikut Tuhan, maka konsekuensinya adalah akan mudah tergelincir pada kesombongan dan pemujaan diri sendiri. Jangan pernah lupa bahwa apa yang kita miliki hari ini, semua itu berasal dari Tuhan, Dia satu-satunya sumber pertolongan kita.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi dengan raja Amazia ketika ia menjauhi Tuhan? (ay. 27). (2) Apa buktinya raja Amazia tidak mengikut Tuhan sepenuh hati? Bagaimana dengan kita?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah agar jemaat tetap mengandalkan Tuhan sehingga ketika berada dalam keberhasilan, tidak melupakan Tuhan dan ketika dalam kesulitan, tidak mencari pertolongan kepada hal-hal yang lain.